Radio di pagi hari sedang menyiarkan kabar makin memanasnya hubungan Indonesia-Malaysia. Beberapa orang yang menelpon ke stasiun radio tersebut menyayangkan sikap Indonesia yang lemah terhadap negeri serumpun ini. "SBY beda jauh sama Soekarno!!! Soekarno lebih berani. Dia dulu berteriak keras: GANYANG MALAYSIA.." Ayah saya yang duduk sambil mendengarkan radio tersebut mengomentari si bapak yang di radio itu. "Bung Karno itu bukan tentara. Gampang saja dia bilang "Ganyang Malaysia" sedangkan SBY ini kan tentara (jenderal bahkan), nah dia pasti punya perhitungan sendiri, seberapa besar peluang kita menang kalau benar-benar PERANG. Jadi ya ga sembanrangan." "Hmmmmmm... masuk akal juga ya" pikirku.
Perang dilakukan manusia sepanjang sejarah hidupnya. Bahkan dari sejak dulu orang berperang untuk beberapa kepentingan. Contoh saja Periode Perang Salib (1095-1291)adalah contoh Perang dimana serombongan ksatria Eropa "berziarah" ke timur untuk satu tujuan yang mereka anggap mulia yaitu membebaskan Yerusalem dari kekuasaan kaum Muslim. Namun jangan buru-buru sentimentil mendengar kata 'salib' disini. Sejatinya, Perang ini bukan sekedar bermotif 'menegakkan kembali salib di Yerusalem'. Banyak motif politik dan ekonomi yang turut mewarnai tujuan diselenggarakan Perang yang dimulai di tahun 1095 atas perintah Paus Urbanus II.
Perang selalu punya tujuan, nah celakanya kalau tujuan Perang secara absolut ditentukan oleh seorang Sanguinis bergaya 'yang penting sekarang PERANG, urusang lain belakangan'. Bagaimana dampak PERANG terhadap keamanan, kesejahteraan, dan masa depan rakyat, tidak penting dipikirkan sendiri. Yang penting ketika harga diri terusik, ayo kita berduel!!! Waduh jujur aja bisa berabe kalau sebuah bangsa punya pemimpin seperti begini.
Banyak orang berlagak gagah berteriak 'Ayo kita Perang!!!',tapi kemungkinan besar pada harinya Perang, dia malah duduk manis di barisan paling belakang. Banyak orang berteriak 'Ayo Perang!!!' tanpa tahu persoalan yang sebenarnya. Buat saya sih kalo mau benar-benar Perang jangan sama Malaysia. Kasihan bila maksud hati nembak si Upin, besar kemungkinan yang kena pelor malah si Unyil..he he he. Ini karena saking banyaknya teman kita yang sedang mencari nafkah disana.
Kalo mau PERANG, sekalian aja lawan Amerika yang melalui Freeport-nya sudah puluhan tahun dengan rakus mengeruk kekayaan emas papua (dan masih akan terus berlangsung sampai 2041, saat kontrak karya mereka dengan Indonesia habis) atau kalo mau Perang, ayo kita lawan para mafia yang niatnya melemahkan KPK. Kalo mau Perang, ayo PERANGi kemiskinan dan ketidakadilan di negeri yang kata orang banyak kalo negeri ini kaya raya... he he he
"Ada banyak yang berani berPERANG melawan pihak lain, tapi takut memerangi hal yang buruk di dalam diri sendiri"